RAMA SHINTA
ceritane
wayang Ramayana
ing negara Alengkadiraja
ratu kutha Rahwanaraja
gawe geger nyolong Dewi Sinta
ing negara Alengkadiraja
ratu kutha Rahwanaraja
gawe geger nyolong Dewi Sinta
Dewi Sinta adalah putri Prabu
Janaka, raja negara Mantili atau Mitila (Mahabharata). Dewi Sinta diyakini
sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu. Selain sangat
cantik, Dewi Sinta merupakan putri yang sangat setia, jatmika (selalu dengan
sopan santun) dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan hati)nya. Dewi Sinta
menikah dengan Ramawijaya, putra Prabu Dasarata dengan Dewi Kusalya dari negara
Ayodya, setelah Rama memenangkan sayembara mengangkat busur Dewa Siwa di negara
Mantili. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing
bernama; Lawa dan Kusya.
Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama Dewi Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya yaitu Shinta.
Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama Dewi Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya yaitu Shinta.
(
didalam istana, prabu janaka di dampingi oleh ketiga permasisyurinya yaitu
:dewi sara, dewi ratawi dan dewi sumerta dan sedang berbincang dengan shinta )
Prabu janaka : putriku dewi shinta. Menurut ayah, kamu telah
menjadi gadis dewasa, sudah sepantasnya bahwa kamu dipersunting oleh seorang
pangeran. Apakah kamu telah memiliki seorang pangeran yang siap untuk
mempersuntingmu ?
Dewi sinta : baiklah ayah,
tapi aku belum memiliki calon pangeran yang siap untuk mempersuntingku.
Prabu janaka : baiklah kalau begitu,
ayah akan mengadakan sebuah sayembara, barang siapa yang bisa mencabut busur
siwa, maka dialah yang akan menjadi suamimu.
Dewi sinta : baiklah ayah.
Prabu janaka : permaisyuriku, segera
beritahukan kepada punggawa kerajaan bahwa besok pagi akan aku adakan sayembara
untuk mencari pangeran untuk putriku, perintahkan mereka untuk memberitahkan
sayembara ini keseluruh pelosok negeri sekarang juga.
Dewi sara : baiklah gusti
prabu.
***********************
Pada suatu sore wismamitra mendengar adanya
sebuah sayembara di Mithila demi memperebutkan
Dewi Sita. Ia mengajak Rama untuk mengikuti sayembara tersebut. dia
menyanggupinya. Setibanya di sana, Rama melihat bahwa tidak ada orang yang
mampu memenuhi persyaratan untuk menikahi Sita, yaitu mengangkat serta
membengkokkan busur siwa. Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya
mampu mengangkat serta membengkokkan busur wisnu, namun juga mematahkannya
menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti
guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah Sita yaitu Raja Janaka,
memutuskan agar Rama menjadi menantunya. Sita pun senang mendapatkan suami
seperti Rama.
(disebuah
taman kerajaan ayodya)
Wismaitra :
Rama,tadi aku mendengar dari salah satu punggawa kerajaan manthilli bahwa besok
pagi prabu janaka akan mengadakan sebuah sayembara untuk putrinya, dewi shinta.
Barang siapa yang dapat mencabut busur panah dewa wisnu, maka dia akan menjadi
pangeran dewi sinta. Ada baiknya kalau
kita mengikuti sayembara tersebut.
Rama : baiklah besok pagi kita berangkat ke manthilli
untuk mengikuti sayembara tersebut.
(keesokan harinya di
halaman kerajaan manthilli, telah berdiri dihadapan masyarakat kerajaan prabu
janaka dan ketiga permaisyurinya serta putrinya dewi shinta)
Prabu janaka : baiklah rakyatku dan seluruh peserta sayembara ,
aku haturkan terimakasih atas kesediaan kalian mengikuti sayembara ini.
Sayembara ini bertujuan untuk mencari pangeran untuk putriku dewi sinta.
Ketentuan sayembara akan dibacakan oleh salah satu punggawaku.
Punggawa : barangsiapa yang bisa mencabut mematahkan panah
dewa wisnu yang sudah tertancap di pohon itu, maka dia akan dijadikan menantu
oleh prabu janaka dan suami dari dewi sinta.
( semua peserta sudah
maju namun tak seorangpun yang dapat mencabut busur tersebut, tinggal peserta
terahir yaitu nama yang dipanggil oleh punggawa , sri rama dari kerajaan
ayodya. Dan rama berhasil mematahkan panah tersebut)
Prabu janaka : baiklah rama, dari sekian banyak peserta sayembara
ini , hanya kamu yang berhasil mencabut dan mematahkan busur shiwa. Seperti
perjanjian sayembara ini, maka sudah sepantasnya kau kuangkat menjadi menantuku
suami dari putriku dewi shinta.
Rama : terimakasih gusti prabu janaka.
( rama menghampiri
sinta dan menggandengnya menuju prabu janaka dan ketiga permaisyurinya, lalu
prabu janaka mengumumkan kepada seluruh peserta sayembara dan rakyatnya bahwa rama telah resmi menjadi suami dewi
sinta)
Prabu janaka : seluruh rakyatku, ketahuilah bahwa aku telah
mengangkat pemuda ini menjadi menantuku, namanya rama dari kerajaan ayodya.
(rakyat bertepuk
tangan)
Kemudian utusan dikirim ke Ayodhya untuk
memberitahu kabar baik tersebut. Raja Dasarata girang mendengar
puteranya sudah mendapatkan istri di Mithila, kemudian ia segera berangkat
ke sana. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rama
dan Sita, Wiswamitra mohon pamit untuk melanjutkan tapa di
Gunung Himalaya, sementara Dasarata pulang
ke Ayodhya diikuti oleh Resi Wasistha serta
pengiring-pengiringnya.
Rama : wiswamitra, beritahukan kepada ayahandaku bahwa aku
telah memenangkan sayembara ini dan telah menjadi menantu dari prabu janaka
dari kerajaan manthilli
Wiswamitra : baiklah rama, aku pamit.
(di ruang kerajaan
manthilli)
Dewi ratawi / permaisuri prabu :
putriku dewi shinta, sekarang kau telah menjadi permaisyuri sri rama, maka
jadilah istri yang baik yang dapat melayani suamimu.
Dewi sinta : baik ibu
Dewi sumerta : dan untukmu rama, jaga baik baik putriku.
Rama :
baik kanjeng ibu.
Prabu janaka : setelah prabu dasarata tiba di manthilli , akan aku
gelar pesta pernikahan rama dan shinta.
(upacara pernikahan
sinta dan rama telah selesai, wiswamitra pamit untuk melanjutkan tapa digunung
himalaya)
{disudut istana}
Wiswamitra : rama, nampaknya upacara pernikahanmu telah usai,
dan aku harus menyelesaikan tugasku berikutnya. Sudah waktunya aku pamit dari
manthilli ini, aku akan tapa di gunung himalaya.
Rama : baiklah wiswa, hati hati diperjalanan. Selamat
menyelesaikan tapamu, dan sampai bertemu lagi.
(lalu wiswamitra
meninggalkan istana manthilli)
(rama masuk di
ruangtamu istana, disana terdapat, ayahnya, ayah mertuanya serta istri dan ibu
mertuanya)
Prabu dasarata : baiklah prabu janaka, nampaknya sudah cukup lama
aku disini, sudah kutunaikan juga tanggungjawabku untuk menyaksikan upacara
pernikahan putera puteri kita, dan sudah nampaknya aku dan reshi washita dan
pengiring2ku kembali ke ayodhya.
Prabu janaka : secepat itukah prabu ? mengapa tidak berada disini
barang sehari atau dua hari lagi ?
Dewi sintha :
benar ayahanda prabu, sebaiknya
tinggallah disini untuk beberapa hari lagi.
Prabu dasarata : aku rasa sudah cukup prabu, dewi sitha, aku harus
kembali ke ayodhya banyak tugas menantiku disana.
(semuanya berdiri ,
lalu prabu dasarata dan prabu janaka berpelukan, serta dewi sinta dan rama
menyalami dan mencium punggung tangan ayahnya.)
Rama : hati hati ayah.
( brabu dasarata
meninggalkan manthilli bersama pengikutnya)
*****************
#3 tahun kemudian#
Dasarata
yang sudah tua ingin mengangkat Rama sebagai raja. Dengan segera ia melakukan
persiapan untuk upacara penobatan Rama, sementara Bharata (adik dari rama) menginap
di rumah pamannya yang jauh dari Ayodhya. Mendengar Rama akan dinobatkan
sebagai raja, Mantara menghasut Kekayi( ibu kandung bharata dan ibu
tiri rama ) agar menobatkan Bharata sebagai raja. Kekayi yang
semula hanya diam, tiba-tiba menjadi ambisius untuk mengangkat anaknya sebagai
raja
(pada
suatu hari rama diutus untuk menghadap ayhandanya)
Prabu
dasarasa : anakku, seperti
yang sudah kau ketahui, ayah sudah setua ini, dan semakin hari akan semakin tua
lagi. Ayah sudah tidak sanggup untuk memimpin kerajaan ayodhya ini, dan sudah
ayah putuskan untuk mengalihkan tahta kepemimpinan ayah kepadamu, ayah rasa kamulah
yang paling pantas untuk menggantikan kedudukan ayah.
Rama : baiklah ayah. Rama
siap.
(di
sudut ruang kerajaan ayodhya , nampak kekayi dan mantara sedang berbincang2)
Mantara : kekayi, nampaknya prabu dasarasa
akan mengangkat rama sebagai raja di ayodhya untuk menggantikan kedudukannnya.
Apa kau terima begitu saja ? sementara anakmu bharata tidak mendapatkan
kedudukan itu ? kau harus melakukan sesuatu kekayi, agar bharata lah yang
dinobatkan menjadi raja , bukannya rama.
Kekayi : kau benar mantara, aku harus berbuat
sessuatau , aku harus menggagalkan rencana prbu dasarasa.
Mantara : iya kekayi menang seharusnya itu
yang kau lakukan.
Kemudian
kekayi meminta agar Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja. Ia juga
meminta agar Rama dibuang ke tengah hutan selama 14 tahun. Dasarata pun
terkejut dan menjadi sedih, namun ia tidak bisa menolak karena terikat dengan
janji Kekayi. Dengan berat hati, Dasarata menobatkan Bharata sebagai raja
dan menyuruh Rama agar meninggalkan Ayodhya. Sita dan Laksmana yang
setia turut mendampingi Rama. Tak berapa lama kemudian, Dasarata wafat dalam
kesedihan.
(diruang
kamar prabu dasarasa)
Kekayi : prabu, maaf mengganggu waktu istirahatmu, nampaknya kita harus berbicara sebentar, ini penting msalaha penobatan rama sebagai penggantimu.
Prabu dasarasa : iya, ada apa dengan rencanaku. Kurasa pilihanku sudah tepat.
Kekayi : apa kau lupa , bahwa anakmu bukn Cuma rama,
masih ada bharata, dan aku minta
bhratalah yang akan menduduki tahta kerajaan ayodhya ini bukan rama. Dan
setelah itu aku mau kau mengusir rama untuk meninggalkan ayodhya ini, kau masih
ingatkan dngan janjimu prabu ?
( wajah
prabu sedih dan dengan terpaksa menjawab)
Prabu
dasarasa : baiklah kekayi akan kuturuti
permintaanmu.
(penobatan
bharata telah dilaksanakan dan rhama menghadap prabu bersama dewi sinta
istrinya)
Prabu
dasarasa : rama, maafkan ayah, tapi ayah
harus melakukan ini sesuai dengan perjanjian ayah denga kekayi, saat ini juga
kamu harus meninggalkan ayodhya , kamu harus pergi kehutan dan selama 14 thn
kamu harsu berada disana.
Rama : baiklah ayah, jika memang ini
yang terbaik , aku akan meninggalkan ayodhya, jaga diri ayah baik baik ya yah
({}) :* :’(
(prabu
dasarasa menangis dipelukan rama , lalu rma meninggalkan ruang pendopo ayahnya)
(di
ruang kamar rama , sambil membereskan perbekalan)
Dewi
shinta : Rama, kemanapun kamu pergi,
aku akan selalu ikut denganmu. Kita lewati masa masa sulit kita bersama.
Rama : terimakasih istriku :*
Laksmana/
adik tiri rama : kanda , aku juga akan ikut denganmu, aku akan turut serta
tinggal dihutan bersamamu dalam waktu yang sama.
Rama : trimakasih adinda.
(meninggalkan
ayodhya menuju kehutan)
Saat
menjalani masa pengasingan di hutan, Pada suatu hari, Sita melihat
seekor kijang yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman
pondoknya. Rama dan Laksmana merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang
biasa, namun atas desakan Sita, Rama memburu kijang tersebut sementara Laksmana
ditugaskan untuk menjaga Sita. Kijang yang diburu Rama terus
mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rama merasa bahwa kijang tersebut bukan
kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan tersebut berubah menjadi Marica,
patih Sang Rahwana. Saat Marica sekarat, ia mengerang dengan keras sambil
menirukan suara Rama. Merasa bahwa ada sesuatu yang buruk telah menimpa
suaminya, Sita menyuruh Laksmana agar menyusul Rama ke
hutan. Pada mulanya Laksamana menolak, namun karena Sita bersikeras, Laksmana
meninggalkan Sita. Sebelumnya ia sudah membuat lingkaran pelindung agar tidak
ada orang jahat yang mampu menculik Sita. Rahwana yang menyamar
sebagai brahmana menipu Sita sehingga Sita keluar dari lingkaran pelindung
dan diculik oleh Rahwana. Saat Laksmana menyusul Rama ke hutan, Rama
terkejut karena Sita ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, Sita
sudah tidak ada.
Dewi
sita : hey, lihatlah, ada kijang
melompat di depan pondok kita, cantik sekali..
Laksmana : kakanda rhama, aku rasa itu bikan
kijang biasa. (berbisik kepada rama)
Rama : aku rasa juga begitu.
Dewi
sita : suamiku, bisakah kau
memburu kijang itu dan memebrikannya padaku ? dia begitu cantik dan aku
menginginkannya.
Rama : baiklah kalau begitu istriku,
aku akan memburunya untukmu.
(Kijang
yang diburu Rama terus mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rama merasa
bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan
tersebut berubah menjadi Marica, patih Sang Rahwana. Saat Marica
sekarat, ia mengerang dengan keras sambil menirukan suara Rama. Merasa bahwa
ada sesuatu yang buruk telah menimpa suaminya, Sita menyuruh Laksmana agar
menyusul Rama ke hutan. )
Dewi
sita : Laksmana, aku merasa telah
terjadi sesuatu pada rama, pergilah menyusulnya kehutan. Aku takut sesuatu yang
buruk telah menimpanya.
Laksmana : Tidak, kakanda. Aku telah diutus oleh
kakanda rama untuk menjagamu disini, aku yakin kakanda rama baik baik saja. Aku
tak bisa meninggalkanmu seorang diri disini.
Dewi
sita : pergilah laksmana, aku
tidak apa apa disini seorang diri, kumohon pergilah sekarang juga, aku takut
terjadi hal yang buruk pada suamiku.
Laksmana : baiklah kakanda kalau itu yang kau
mau.
(
laksmana pergi, namun ebelum pergi ia telah membuat garis pelindug untuk dewi
sita)
(dewi
sita menunggu dengan wajah cemas.)
Datanglah
rahwana yang telah menyulap wajahnya menyerupai brahmana adik rama
Rahwana :kanda. ! kemari kanda, ada sesuatu
yang penting yang harus aku bicarakan padamu.
( dewi
sitapun keluar dari lingkaran pelindung tersebut, setelah keluar iya terkejut
meilihat brahma berubah menjadi rahwana)
Dewi
sita : ternyata kau rahwana , mau apa kau kesini !
Rahwana
menculik dewi sinta , menggendong dan membwanya lari.
Dewi
sita : toloong !
Setelah
mendapati bahwa Sita sudah menghilang, perasaan Rama terguncang. Laksmana mencoba
menghibur Rama dan memberi harapan. Mereka berdua menyusuri pelosok gunung,
hutan, dan sungai-sungai. Akhirnya mereka menemukan darah tercecer dan
pecahan-pecahan kereta, seolah-olah pertempuran telah terjadi. Rama berpikir
bahwa itu adalah pertempuran raksasa yang memperebutkan Sita, namun tak
lama kemudian mereka menemukan seekor burung tua sedang sekarat. Burung tersebut
bernama Jatayu, sahabat Raja Dasarata.
Rama : jatayu
! apa yang tengah terjadi padamu !
Jatayu :
rama, sita telah diculik oleh rahwana.
Setelah
memberitahu Rama, Jatayu menghembuskan napas terakhirnya. Sesuai aturan agama,
Rama mengadakan upacara pembakaran jenazah yang layak bagi Jatayu.
Dalam
misi menyelamatkan Sita, Rama dan Laksmana melanjutkan perjalanannya
sampai ke sebuah daerah yang dihuni para kera dengan rajanya bernama Sugriwa.
Sebelum berjumpa dengan Sugriwa, Rama bertemu dengan Hanoman yang
menyamar menjadibrahmana. Setelah bercakap-cakap agak lama, Hanoman menampakkan
wujud aslinya dan mengantar Rama menuju Sugriwa.
Rama
berjanji akan merebut kembali Kerajaan Kiskenda dari Subali sedangkan
Sugriwa berjanji akan membantu Rama mencari Sita. Kemudian Sugriwa dan
Rama beserta rombongannya pergi menuju kediaman Subali di Kiskenda. Di
sana Subali dan Sugriwa bertarung. Setelah pertarungan sengit berlangsung agak
lama, Rama mengakhiri riwayat Subali. Sesuai dengan janjinya, Sugriwa bersedia
membantu Rama mencari Sita. Ia mengirim Hanoman sebagai utusan Sang
Rama. Setelah Hanoman menemukan Sita di Alengka, ia mengumumkan kabar gembira
kepada Rama. Atas petunjuk Hanoman, bala tentara wanara berangkat
menuju Kerajaan Alengka.
4 komentar:
Sangat bagus dan membantu drama saya
bisa ditranslate gak?
ditranslate jadi bahasa jawa
dari tadi nyari naskah drama yang basa jawa gak nemu2
izin copy yakak buat tugas hehe, bagus solanya
Posting Komentar